Selasa, Mac 02, 2010

KUMPULAN SAJAK "DI NEGERI MABOK"

KUMPULAN sajak terbaru saya berjudul DI NEGERI MABOK ini memuatkan 45 sajak-sajak gelisah yang dengan sengaja saya tulis sebagai reaksi terhadap pelbagai isu dan peristiwa yang terjadi di denyut jantong tanah air .

Betapa pun demikian, dalam menyatakan sikap, pendirian dan  reaksi  saya terhadap sesuatu isu, khususnya yang berhubungan dengan maruah peribadi,  bangsa, bahasa dan negaranya,  saya  tetap tidak ingin menjadi  seorang penghukum.

Segala yang saya nyatakan lewat sajak-sajak di dalam kumpulan ini  tidak lain sekadar  suatu refleksi dari kesedaran renungan peribadi saya  terhadap isu-isu dan apa sahaja yang dirasakan menggugah nurani kemanusian serta kepenyairan saya.

Dalam proses menuangkan hasil setiap perenungan saya itu, saya  selalunya tidak pernah secara sedar menetapkan cara dan bagaimana sajaknya itu akan ditulis. Apa yang diperhati serta dijadikan matlamat  ketika menghasilkan sebuah sajak hanyalah persoalan apakah saya telah berlaku benar dan jujur dengan subjek dan kemudian mengharapkan agar sajak-sajak saya ini  mampu pula berkomunikasi dengan pembaca.

Tetapi tidak saya nafikan, sebagai manusia biasa, seorang penyair juga punya perasaan seperti mana insan lain yang bukan penyair.  Bila mana menyatakan sesuatu yang menggelorakan perasaan seninya secara lebih berlambang dan agak berselindung kelihatannya sudah tidak memadai, maka diusahakan pula cara lain untuk sampai ke destinasi.

Demikianlah halnya sajak-sajak di dalam kumpulan terbaru saya ini. Sajak-sajak yang dikumpulkan di dalam buku ini memang pada mulanya ditulis dalam keadaan marah dan gelisah. Namun seboleh mungkin, marah dan gelisah itu diusahakan sedaya yang mungkin agar tidak menjadi ledakan emosi yang melulu semata-mata.

Harapan saya sebagai penyair, betapa pun dia kelihatan linglung dan seperti tidak mahu ambil peduli,  seorang penyair tetap tidak ingin melihat dan membiarkan terus negeri tercinta miliknya menjadi segumpal kertas yang direyok-reyokkan oleh tangan para algojo mabuk bernama politikus.

Tentu sahaja khalayak pembaca tidak saya paksa untuk sepenuhnya percaya dan menerima apa yang disebutkan  di dalam sajak-sajak saya  ini.

Kerana, sebuah sajak adalah sebuah dunia yang pelbagai kemungkinannya. Malah ada waktunya menjadi sebuah dunia baru dan lain yang lebih terbuka serta sangat berterus-terang.

Maka,  kerana keterbukaan dan berterus-terangnya itu jugalah, setiap sajak di dalam buku ini saya serahkan kepada pembaca untuk melihatnya dari sisi mana pun.

Selamat membaca dan menikmati.

Kumpulan sajak terbaru saya ini, seperti juga penerbitan DIY saya yang lain, hanya dijual melalui internet.

Kepada pembaca budiman  yang  berminat mendapatkan naskhah kumpulan sajak DI NEGERI MABOK setebal 60 halaman ini, silalah memesan ke email marslino@yahoo.com  sebagaimana makluman di ruang iklan.

Kuantan
Mac 1, 2010


CATATAN KAKI (1)
SETIAP  warga yang prihatin terhadap masa depan survival bangsa dan negerinya akan tetap berasa gusar dan resah hatinya melihat segala yang terjadi di depan matanya kini.

Dan saya, memilih untuk menyatakan kegusaran di hati saya itu lewat sajak. Walau bagi sebahagian orang, seribu mahupun sejuta sajak, bagi mereka yang pesimis dan suka bersikap sinis terhadapnya, dirasakan tidak akan mampu merubah apa pun.

Apa lagi untuk kononnya sedikit meredakan ketegangan di kalangan sesama mereka yang mengaku dirinya politikus, yang sekaligus juga kononnya mengatasnamakan rakyat, bangsa dan negaranya.

Namun sebagai penyair, biar apa pun sinis dan pesimis yang dilemparkan terhadap sajak dan dunia kepenyairan saya, saya tetap percaya dan yakin bahawa sesuatu yang diucapkan secara seni, walaupun tidak mampu meruntuhkan sebuah tamadun  atau membina sebuah dunia yang baru, akan tetap juga mampu menyentuh hati nurani manusia biar siapa pun dia.

Sebagai penyair, dengan sajak-sajak saya, saya sekadar ingin sekejap mengajak para algojo yang kesurupan bernama politikus ini untuk seketika merenung dan melihat ke dalam diri. Hanya itu.

Untuk itu jugalah maka saya memilih untuk berkata lebih berterus terang dan walau kadang seperti agak membentak, bentak itu sekadar menegaskan sesuatu  yang rasa saya perlu saya tegaskan ucap dan maknanya.

Tetapi sekali lagi, saya sama sekali tidak berniat hendak menghukum. Sebagai penyair, saya percaya tugas saya hanya menyatakan sesuatu. Saya tetap percaya dan yakin, sebuah sajak tetap mampu.

Setidaknya, sebagai saksi dari sebuah sejarah, saya tidak sekadar membisu diam.

Mac 5, 2010


2 ulasan:

benuasuluk berkata...

sebagai menyokong usaha DIY kawan-kawan, sila kirimkan buku sdr ke alamat saya seperti biasa. Moga sukses hendaknya.

MARSLI N.O berkata...

Sdr Benua Suluk: Nanti saya kirimkan.