ADALAH dimaklumkan sajak “Membaca Sejarah” yang disiarkan di ruangan sastera Mingguan Malaysia, 21 Jun 2009 telah saya emailkan kepada pegawai penyelenggara Malam Puisi Utusan 2009 dan dicadangkan akan dibacakan di majlis tersebut. Sajak itu telah disiarkan sebelumnya di dalam kumpulan sajak saya “Kepada Angin Juga” terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, 2009.
Walau bagaimanapun, pada malam acara saya membacakan sebuah sajak lain berjudul “Sajak Gelisah Menjelang Pagi”. Sajak ini saya emailkan kepada seorang pegawai penyelenggara Malam Puisi Utusan 2009 yang menelefon pengesahan kehadiran saya beberapa hari sebelum malam acara.
Kerana menyangkakan sajak terbaru itu berada di tangan penyelenggara ruangan puisi Mingguan Malaysia, saya mengaku sajak “Sajak Gelisah Menjelang Pagi” ini memang belum tersiar di mana-mana ketika dihubungi dan tidak menyangka sama sekali sajak itu sebenarnya tidak sampai ke meja penyelenggara puisi Mingguan Malaysia.
Oleh kerana sajak “Membaca Sejarah” telah pun dibukukan, saya dengan ini memohon maaf atas kekeliruan penyiarannya di Mingguan Malaysia, 21 Jun 2009 dan memohon agar sajak tersebut juga tidak dimasukkan ke dalam sebarang senarai puisi untuk penilaian HSKU.
Saya mohon maaf atas segala kekeliruan yang tidak disengajakan ini.
MARSLI N.O
Jun 21, 2009
1 ulasan:
Salam,
Hormat atas pengakuan jujur penulis seperti tuan. Bagaimanapun 'Cerpen' tentang Peah di Berita Minggu memang menarik. Selalunya nama Peah ini nama timangan orang kampung.
Catat Ulasan