Jumaat, Oktober 14, 2011

MELOMPAT


SEMUA orang berhak merayakan kegembiraannya dengan caranya sendiri yang dia hendak serta suka. Hendak melompatkah atau hendak berguling di tanah sehinggakan terpalit tahi kucing, tidak siapa hendak melarang. 

Apa lagi kalau hendak bersorak dan bertempik melaung sesuatu nama kelompok atau kumpulan. Pun tiada siapa hendak melarang. Sorak  dan tempikkanlah, walau sampai pecah anak tekak sendiri, itu kau punya hati sukalah.

Pernah saya lihat dahulu pada suatu malam peristiwa yang semacam itu. Ada seorang budak perempuan itu. Entah kena sawan atau memang dek terlampau seronok, saya tidak pastilah.  Bersungguh benar saya lihat dia malam itu bersorak dan menyebutkan nama suatu kumpulan.  Kalau sekali atau dua tidak mengapalah. Tetapi yang menimbulkan sedikit rasa hairan itulah bila dia sekejap-kejap menyorakkannya, sekejap kemudian diulangi lagi sorakan itu. Berulang-ulang. Berulang-ulang.

Terus terang saya yang kebetulan berada di situ dan melihatnya memang  berasa menyampah melihat kelakunya yang agak berlebih-lebihan itu. Gayanya seperti budak terencat akal. 

Mungkin budak perempuan itu kini sudah semakin membesar dan menjadi wanita yang dewasa. Saya sejak malam itu sudah lama tidak melihat dan bertemu dia.  

Saya harap budak perempuan yang kini saya rasa sudah menjadi wanita dewasa itu tidak akan bersorak-sorak lagi seperti malam itu. Harap-harap saya, sesuai dengan usia yang kian mendewasakan dia, biarlah begitu.

Tetapi semalam. Seorang kawan yang saya hubungi memberitahu. Kalau ada sesuatu yang menggembirakan, budak perempuan yang kini sudah membesar menjadi seorang wanita yang dewasa itu, dia lihat tidak sekadar bersorak-sorak, tetapi menambahnya dengan melompat-lompat pula.

Saya tersenyum sumbing. Sendiri.

Oktober 14, 2011

Tiada ulasan: