Selasa, Ogos 25, 2020

MEMILIH CELANA

Sajak MARSLI N.O
Matahari yang saban hari asyik membuka dan memilih celananya sendiri jengkel di hatinya tidak kepalang  melihat tingkah Demokrasi  yang    berlagak terlalu tahu dan ingin mengatur segala urusan kehidupan orang lain. Dan tanpa silu malah   berkeluyuran  ke sana dan ke mari mencari  pujian-pujian  yang  berlebih-lebihan, yang  tidak memadai dengan kepandaian serta kebijaksanaannya sendiri. Pipinya yang tembam dan dikematui  jerawat dipupuri dengan bedak buatan luar negeri. Suara seraknya berkumandang di corong radio dan selalu dia menongol di kaca televisi atau  youtube,  bercakap mengenai kuasa dan mengaku telah sejak lama berkenalan dengan para ahli sihir ekonomi di seluruh pelosok dunia. 

Dakwaannya bahawa dia kini sudah mendunia dan  hidup atas nama keyakinan serta keberadaannya adalah kerana kepercayaan yang diberikan oleh para politikus korup. Sungguh tidak masuk akal. Begitu juga pada suatu pagi dengan sombongnya dia berdiri di suatu menara dan berkoar sambil mengacungkan tinju ke udara. Ribuan demonstran di trotoar, lorong dan jalanan menyahutnya dengan pekikan. Malah, sebahagian para demonstran yang ingin menunjukkan bahawa dirinya  lebih beragama  ketimbang yang lain, menyahutnya dengan laungan takbir!  

Inilah demokrasi zaman baru yang memperoleh kepercayaan dengan dusta yang direka menjadi kenyataan. Wajah mesumnya disembunyikan  di sebalik nama indah dan pakaian mahal atas nama hak asasi kemanusiaan.  Yang ditukar hanyalah nama, istilah  dan definisi. Ketamakan dan sikap serakah  manusia diperelokkan sebutannya dengan sulapan kata baru : simpati.

Di depan semprotan air dan lontaran kanister para penegak kuasa upahan pemerintah,  Matahari terus berteriak. Celananya sendiri telah sejak lama dipilih dan teriak para demonstran tetap belum mereda. Ketika  Demokrasi semakin mabuk dengan dunia dan kepercayaan palsunya atas nama keadilan serta hak sama rata.

Julai 9, 2011


Tiada ulasan: