Jumaat, Mac 01, 2013
KABUR
BENARKAH ada yang dikatakan puisi kabur, sajak kabur atau karya-karya seni dan sastera yang kabur?
Persoalannya tatkala karya terasa sulit difahami dan ditangkap maknanya. Tetapi perlukah setiap sesuatu diberikan makna tunggal? Sedangkan sastera dan seni adalah polisemi, penuh nuansa dan bebas untuk diberikan makna apa pun oleh si pembaca atau yang mendepaninya.
Jadi kenapa kita terlalu bodoh dan membazirkan waktu untuk memaksa agar yang ada hanyalah sebuah makna tunggal. Atau seorang pengkritik memaksakan kehendaknya kepada penyair supaya memberikan makna seperti mana apa yang diinginkannya.
Kelihatannya, kita tidak pernah sudah meraikan kebodohan dengan mempercayai karya sastera dan seni adalah rumus 1 + 1 = 2.
Alangkah bodoh.
Mac 1, 2013
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan